3/31/2010

Ketika Surabaya menjadi Malam....


"Malam terlelap bagi sebagian orang yang tidur, Malam tempat sebagian orang bercinta dengan sang pencipta, malam menghentak dan bergoyang bagi sebagian orang pencinta duniawi, Malam bagi sebagian orang bekerja membanting tulang dan Malamlah tempat para bidadari menjajakan diri"


Terlintas sebuah kata Malam dalam pikiran saya....

Suasana malam surabaya ternyata menyimpan sebuah imaji tersendiri dalam benak saya, kota yang berputar penuh dengan keramaian dan tempat2 hiburan menjadikan kota ini tak pernah berhenti bernafas. Semua status masyarakat dari jelata sampai jelita sekalipun sudah bukan menjadi sesuatu yang dianggap "aneh" malahan menjadi sesuatu yang biasa.

Kelahiran kota ini memang unik, konon ada sebuah cerita ikan hiu dan buaya yang dalam bahasa jawa suro lan boyo sedang bertarung entah masalah "wanita atau kedudukan" (nguuarangepuoooool), tapi memang benar pertarungan ikan hiu dan buaya tersebut menjadikan nama kota ini bernama SURABAYA yang seperti sekarang.

Segala kenikmatan duniawi bisa sangat terasa di kota ini dimalam hari, bayangkan saja dari penjual rujak cingur, semanggi (makanan yang terbuat dari daun semanggi yang dicampur dengan bumbu2 kacang dan petis), paha pangang sampai susu segar asli dari sononya bisa dinikmati dengan harga yang cukup terjangkau bagi semua kalangan. Sungguh sebuah kenikmatan yang luuaaarrrr biasa bagi sang penikmatnya. Bukan hanya kenikmatan duniawi saja, tetapi di kota ini juga masih terasa suasana kehidupan tempat para pecinta sejati, nama tempatnya biasa disebut Ampel. Suara alunan ayat-ayat suci terdengar samar ditempat ini, yang bisa saja membuat para pendengarnya sujud bersimpuh penuh dosa.

Malam ini saya sengaja berjalan mengelilingi kota surabaya walaupun tidak semua wilayahnya, tetapi paling tidak inilah pusat kota surabaya. Memandang gemerlap lampu hias kota surabaya yang masih menyala, taman2 kota yang masih saja ada pasangan2 yang bergelandotan layaknya orang utan tanpa rasa malu, gedung2 tinggi yang lampunya masih menyala dalam ruang2 kerja, pedagang kaki lima yang tetap setia menemani yang begadang menjadikan suasana sepi penuh keselarasan harmoni dengan ritme yang mengalir bebas.


Melihat dengan sebuah ingatan dikepala saya, dulu ketika masih dibangku sekolah saya sering keliling surabaya dengan mengendarai motor bersama teman2 menikmati suasana malam, bercanda gurau layaknya seorang jagoan jalan raya yang tak peduli dengan sekeliling, hahaha lucu rasanya.! Mungkin inilah kerinduan suasana malam yang telah lama terlupakan dalam diri saya.


"Surabayaku, Surabayamu indah dalam duniamu"






































Thx buat papi Robert yang rela memotret sampai berjalan bermil-mil jauhnya demi mendapatkan hasil sempurna (terus menjadi potograper amaitiran papi obed). Thx buat sahabat saya Edi Jabrik "keep cool if u want those make u want it". Thx juga buat Pentol atas pinjaman kameranya!.

3/29/2010

Grup Musik Nasida Ria





"Regenerasi keluarga personil sulit terjadi"

Sering kali kita mendengar, bahkan menyanyikan sendiri lagu Perdamaian yang dipopulerkan group band GIGI, atau lagu Kota Santri yang dilantunkan penyanyi Diva Indonesia Krisdayanti. Namun, sama sekali tidak disadari, kedua lagu tersebut merupakan rujukan lagu-lagu Kasidah Modern yang sebelumnya telah dipopulerkan oleh group musik Nasida Ria asal Semarang yang hingga kini masih melegendaris.

Group musik Kasidah Modern ini berdiri 1975 di Kauman Semarang yang hingga kini telah menelurkan 34 album berbahasa Indonesia dan dua album berbahasa Arab. Album perdana, Alabaladil Makabul, diproduksi 1978 di bawah PT Ira Puspita Record yang dipasarkan di dalam dan luar negeri. Nasida Ria berawal dari grup rebana yang berkat inovasi dan kreasi Mudrikah Zain, grup ini memiliki genre tersendiri, dengan ciri khasnya berupa artis dan musisi pendukung yang terdiri dari wanita berjilbab. Jika Kasidah Rebana lebih dominan menyanyikan lagu-lagu irama padang pasir, Nasida Ria mencoba mendobrak khasanah musik berirama serupa dengan kreasi yang dipadukan syair dan lagu berbahasa Indonesia.

General Manager Nasida Ria Choliq Zain mengatakan Nasida Ria group musik Kasidah Modern pertama di Indonesia yang menyeruak tren musik pop, dangdut dan aliran Barat. Dalam line-up album Perdamaian, Nasida Ria, penyanyi jazz, Rien Jamain ikut menyumbang suaranya di tembang Asyik Santai. Warna vokal Rien menyatu dengan tarikan suara Mutoharoh, Nunung Muchayatun dan Nur’ain. Terbukti grup musik Kasidah Modern ini mampu menembus hiruk pikuk berbagai aliran musik, dengan sentuhan dan kreasi yang mengkombinasikan irama padang pasir ini menjadi disukai masyarakat.

Nasida Ria tercatat telah menyambangi beribu tempat untuk mengisi acara, baik di dalam maupun di luar negeri, dengan sejumlah lagunya yang sudah tidak asing di telinga penggemar seperti Shalawat Badar, Kaya Miskin Bahagia, Damailah Palestina, Magadir, dan Nabi Muhammad Insan Pilihan. Kiprah Nasida Ria antara lain mengisi Paket Acara Hari Raya Idhul Fitri di TMII (Taman Mini Indonesia Indah) Jakarta setiap tahun, Tour Show Silaturrahmi Djarum 76 di 16 Kota Jateng 2001-2004.

Selain itu, group musik ini juga pernah tampil dalam Islamic Art and Cultural Perfomance di Batam Kepulauan Riau [2004] dan Isro Miroj di Tanjung Pinang [2006], serta berbagai tempat di pelosok tanah air, baik undangan hajatan maupun acara resmi berbagai lembaga. Sementara di luar negeri, Nasida Ria juga dikenal, pernah tampil memenuhi undangan Kerajaan Malaysia pada peringatan 1 Muharam 1988, Berlin Maret 1994, undangan Haus de Kulturen derWelt [Lembaga Kebudayaan Jerman] dalam paket Die Garten des Islam [Pameran Kesenian Islam Dunia]. Masih di Jerman Juli 1996, group ini tampil dalam festival Heimatklange ‘96 ‘Sinbad Travels’ di delapan kota seperti Berlin, Reclinghousen dan Dusseldof, atas undangan Cultural Departement of The Senat of Berlin and Tempodrom, SFB, ORB, European Forum of Worldwide Music Festival.

”Atas kiprah dan pretasi yang telah ditorehkan itu, Nasida Ria banyak mendapat penghargaan, seperti Pengemban Budaya Islam dari PWI Pusat Jakarta [1989], Penghargaan Seni dari PWI Jateng [1992] dan Anugrah Keteladanan 2004 dari PRPP Jateng [2004],” ujar Choliq kepada Bisnis.


"Regenerasi Nasida Ria"


Namun, gema penggebrak aliran musik Kasidah Modern ini tampaknya terus meredup dan hanya muncul setiap menjelang Lebaran yang mungkin akibat dari kurangnya promosi. Choliq menyatakan beberapa tahun belakangan ini, publikasi Nasida Ria memang tidak begitu gencar, tetapi mereka masih tetap memiliki penggemar setia, yang terbukti dengan masih banyaknya tawaran manggung, baik di dalam maupun luar kota.

Saat ini, dia menambahkan Reborn [lahir kembali] merupakan misi Nasida Ria dengan upaya regenerasi yang ditargetkan dalam tahun ini, melalui penyelenggaraan ‘Nasida Ria Mencari Bintang’ yang diharapkan dapat menggandeng sponsor. Upaya meregenerasi group musik Khasidah Modern ini cenderung membidik anak tidak mampu [yatim] dan belum memiliki basik musik, tetapi memiliki talenta suara Ngaji Tilawah Qiroah.

“Biasanya kami mengambil anak-anak yatim lulusan SD/SMP untuk disekolahkan dan dididik secara intensif minimal satu tahun. Semua musisi dan pemain pembantu dalam group musik ini berawal dari sana, dan memiliki loyalitas tinggi,” jelasnya. Selain regenasi, Choliq mengungkapkan pihaknya juga ingin menyegarkan ingatan para penggemar lama dengan lagu-lagu hit kami dulu dan membuktikan pada khalayak group ini masih eksis. Pihak manajemen juga berencana untuk membukukan kisah perjalanan Nasida Ria sebagai satu kelompok kasidah modern tertua di Indonesia, sekaligus mencatatkannya di Museum Rekor Indonesia (Muri).

Saat ini, Nasida Ria juga telah memiliki group musik pendamping yang dimotori anak-anak M Zain, yaitu Choliq Zain [anak kedua] dengan grupnya El Muna, Hadziq [anak pertama] dengan groupnya Nidaria dan Felasufah [anak keempat] dengan groupnya El Hawa.

Oleh Arief Novianto
Kontributor Bisnis Indonesia
Dengan perubahan judul oleh penulis

3/27/2010

Banjir... oh.. SBY banjir..


"Penyambutan kedatanganku ke Surabaya"

Kali ini memang sulit, selain penyambutan penyakitan alias Encok juga soal lain hal. Banjir tak lepas dari ikon sebuah Ibukota Jawa Timur ini, berbagai pencegahan telah dilakukan mulai pelebaran saluran pembuangan sampai taman kota yang katanya bisa menambah resapan daya tampung air. Banjir diperparah dengan adanya pembangunan Perumahan dan Properti yang mengeksploitasi lingkungan daerah terutama dataran tinggi yang saluran pembuangan atau gorong-gorong yang tidak memperhitungkan daerah yang menampung tumpahan air. Hal ini terjadi terutama di daerah sepanjang kali Banyu urip menuju Benowo yang sempit dan juga bukan sebuah kebetulan, jalan yang disebelah kali memiliki tinggi lebih rendah dari tinggi kali sepanjang jalan tersebut.

Sepanjang musim penghujan jalan ini selalu memakan korban para pengendara kendaraan yang melintasi jalan tersebut, selain jalan yang sudah sempit dan rusak (biarpun sudah di cor bahan semen) tapi tetep aja selalu membuat sulit para pengendara. Dimana para Arsitek Surabaya dan dinas tata kota yang selama ini bekerja untuk masyarakat, bukan omong kosong belaka memang para arsitek mempercepat kerja yang khususnya daerah yang dilewati jalur kawasan mewah saja misalnya di daerah Wiyung dan Lakar santri, karena jalur tersebut menuju perumahan pakuwon and friend. Mana untuk daerah Banyu urip, Tandes dan Kandangan Benowo? ntar ya kalo uangnya ada.

Sudah 26 tahun saya hidup di Surabaya biarpun 7 tahun saya berada diluar kota. Surabaya yang disimbolkan dengan sebuah lagu "berjalan di lorong pertokoan.. di Surabaya yang panas!" kalo ngak salah nadanya mi do do sol do do mi (ngasal.com), tapi inilah Surabaya yang saya kenal panas, banjir, nyamuk, keras, bonek dan tidak lupa kampus "D"nya. Bagi pendatang yang mungkin biasa hidup santai penuh sahaja pasti tercengang dengan bahasanya yang kasar dan sifat orang-orangnya juga. Hei! ini Surabaya cak bukan di "kampung".

Kembali ke masalah banjir....

Banjir kali ini berbeda menurut pandangan saya, karena pembangunan yang terjadi tidak di imbangi dengan pelebaran dan pembersihan saluran yang seharusnya menjadi perhatian utama dinas Tata Kota. Daerah yang dulu masih sawah dan tambak kini menjadi lahan para pembisnis Properti yang tidak pandang bulu membabat semua lahan yang ada demi mencari keuntungan semata. Tetapi bukan semua para pengembang Properti yang menjadi permasalahan banjir ini, melainkan juga pemerintah daerah yang tidak memperketat urusan saluran sampai pada titik sejauh mana pembuangan ini menuju daerah "nol". Kalau cuman masalah gorong-gorong saluran dengan jalur dekat tanpa mempertimbangkan daerah yang menjadi imbasnya. Beginilah jadinya, banjir semakin tak terkendali dan memperburuk keadaan.

Semoga hal ini menjadi pertimbangan dan membuka Pemda lebih memperdulikan masyarakat umum dibanding dengan para pembisnis Properti yang sepertinya memperlihatkan kemajuan wilayah tetapi justru memperlihatkan keadaan Strata sosial masyarakat yang semakin timpang.

Banjir oh Surabaya banjir.....
Gagal deh keluar malam ini,!

3/21/2010

Story of the night


"kisah seorang teman sekaligus sahabat yg tidak pernah ada tetapi nyata..."


Sebuah hubungan yang manis semanis buah Sawo dan selegit Apem (makanan khas jawa) tetapi juga sepahit obat mujarab para ahli kimia yg menyembuhkan para pesakitan.

Kisah ini bermula si cowok (sebut saja Sawo) dan si cewek (sebut saja Apem) bertemu pertama kali saat masih duduk di bangku SMP, tanpa ada sebuah perasaan hanya sebatas pertemanan karena selain temen sekelas si Sawo sering menggoda Apem dengan caranya yg membuat si Apem marah. Waktu demi waktu sampai mereka berdua harus berpisah karena harus melanjutkan SMA di sekolah yang berbeda.

Suatu ketika mereka bertemu pada sebuah acara reuni SMP yg diadakan secara sederhana ditempat seorang teman, pertemuan inilah yg membuat Sawo terpesona dan bertekad untuk memiliki Apem. Dia mencoba menghubungi Apem walaupun dia tahu sulit untuk mendapatkan apem, tapi tidak membuat sawo patah semangat. Pertemuan dan ajakan tidak pernah mendapatkan respon positif dari Apem, Apem selalu menolak sampai akhirnya Apem mau bertemu tapi dengan syarat harus mengajak seseorang teman masing-masing, tidak boleh hanya berdua saja. Hingga tidak mungkin rasanya bagi Sawo mendapatkan Apem.

Menjelang akhir ujian sekolah SMA, Sawo memutuskan untuk melanjutkan ke sebuah Perguruan Tinggi Negeri di luar kota. Bersamaan saat itu sawo sudah berhubungan dengan seorang wanita sebut saja mrs X yang kebetulan tinggal ditempat asal Sawo. Waktu demi waktu berlalu Sawo masih tidak bisa melupakan Apem, hingga pada suatu ketika dia menghubungi Apem walaupun sekedar menanyakan kabarnya. Dia mencoba untuk mengajak Apem untuk bertemu kembali tetapi masih saja seperti dulu menolak dan tidak ingin bertemu.

Waktupun kembali berlalu dengan ditemani seorang kekasih yaitu mrs X. Hingga waktu liburan pun tiba Sawo membeli sepasang cincin yg sengaja dia beli untuk mrs X dan dirinya sebagai tanda cinta sekaligus oleh-oleh setelah pulang nanti. Ketika tiba dirumah kota asalnya Sawo kembali teringat dengan Apem pujaan hatinya, dia mencoba menghubungi Apem untuk mengajak bertemu. Sekali lagi Apem masih menolak permintaan Sawo, dengan berat hati Sawo mencoba menggunakan sebuah cara dengan membujuk Apem bertemu bersama teman-teman lama, padahal Sawo berbohong supaya Apem menuruti keinginanya. Pada akhirnya Apem pun menuruti kemauan Sawo karena berharap akan bertemu dengan teman-teman lama.

Pada waktu yang telah ditentukan Sawo menjemput sang pujaan hatinya di rumah kakaknya karena kebetulan Apem malamnya mengginap dirumah kakak perempuannya. Apem kaget karena tidak ada seorang pun didalam mobil sawo kecuali hanya Sawo seorang, dia pun bertanya " lho mana temen-temen?", dengan perasaan cemas dan gelisah Sawo menjawab "temen2 menunggu disana" ditempat yang ditentukan. Percaya dengan ucapan Sawo maka melajulah kendaraan yang mereka tumpangi, sampai ditengah perjalanan Apem menanyakan kembali pertanyaan yang sama. Tapi kali ini Sawo tidak bisa berbohong dia pun mengatakan dengan jujur maksud dan tujuan yg dia inginkan. Sontak Apem merasa kaget dan merasa dibohongi sampai dia ingin turun dan menyuruh sawo menghentikan mobil yg dia tumpangi. Dengan sabar Sawo mencoba menjelaskan sampai Apem mau mengerti dan mau melanjutkan perjalanan.

Obrolan pun terjalin dengan komunikasi perbincangan umum yg hangat hingga menjelang pulang. Sampai dirumah kakak Apem, Sawo memberikan sebuah cincin yang seharusnya dia berikan kepada mrs X dan sebuah ucapan "aq tresno karo kowe" ( aku cinta km).

(Astaga apa yg terjadi? awal kesalahan yg sangat buruk dalam sebuah hubungan yg seharusnya tidak boleh terjadi karena Sawo telah memilki seorang kekasih yang tidak lain mrs X).

Setelah beberapa hari, Apem menghubungi Sawo dan menjelaskan bahwa dia menerima keinginan Sawo. Dengan perasaan senang bukan kepalang seolah mendapatkan emas berjuta-juta ton dia lupa bahwa dia berhubungan dengan seseorang mrs x, setelah tersadar dari kegembiraan yg selama ini dia tunggu-tunggu "oh tuhan.. apa yg harus kuperbuat?" kata sawo dalam hati.

Waktupun berlalu hingga sawo melepas mrs X dan tidak menjelaskan apa sesungguhnya yang telah terjadi. Dengan perasaan senang, Sawo bercumbu dengan Apem bidadari yang dia puja selama ini. Layaknya sepasang kekasih yang terbuai mimpi merasakan indahnya dunia serasa milik berdua mereka jalani dan lewati tanpa ada kendala dan masalah. Hanya kesabaran yang dimilki Sawo-lah yang mampu meluluhkan hati Apem.

Setelah 1 tahun lamanya hubungan mereka semakin hari semakin dekat hingga orang tua masing-masing mengetahuinya. Tiba-tiba permasalahan datang begitu saja, orang tua Sawo tidak menginginkan hubungan mereka dan menyuruh Sawo memutuskan Apem. Sawo mencoba menjelaskan kepada orang tuanya bahwa mereka saling mencintai tetapi tetap saja berbagai alasan pun tidak dapat diterima oleh orang tua sawo. Hanya sebuah permasalahan status materi duniawi-lah alasan yang selalu dilontarkan orang tua Sawo. Bukankah karena cinta semua harkat dan martabat manusia menjadi lebih terhormat?.

Tersungkurlah Sawo kedalam sebuah perasaan yang sangat sedih dan perih. Sawo mencoba menyadari keinginan orang tuanya dan bagaimanapun juga dia harus menuruti perkataan orang tuanya. Apalah yang bisa seorang anak perbuat selain demi membahagiakan orang tua dan rela berbuat apa saja demi kebahagiaan kedua orang tuanya. Segala cara dia gunakan untuk melepaskan Apem dari pikiranya, sampai dia tak sanggup untuk menggatakan kepada apem apa yg sebenarnya terjadi hingga Apem pun menanggis karena dia sudah terlanjur sayang dan cinta kepada Sawo.

Sampai pada suatu saat sawo pun menceritakan semua yang menyebabkan kenapa mereka harus berpisah. Dengan keteguhan hati apem menerima kenyataan pahit yang harus dijalani demi kebahagiaan bersama, karena tidak ada sebuah kebahagiaan dalam sebuah pernikahan tanpa adanya restu dari masing-masing orang tua pasangan.

Kembali waktu berlalu begitu saja, sebuah kehadiran dan kepergian menjadi warna kehidupan bagi Sawo. Setelah 1 tahun berlalu, mereka Sawo dan Apem masih menyimpan kerinduan yang sangat dalam. Pertemuan di kala waktu Sawo pulang dan hubungan lewat telepon pun masih mereka jalani walaupun tidak seperti dulu ketika masih pacaran. Perasaan cinta dan kasih masih terpendam dihati dengan dirajut benang sutra yang indah dan mungkin akan menjadi tempat peristirahatan jiwa yg tenang, rasa senang dan sedih bagi mereka berdua.

Kini setelah 7 tahun lamanya, Apem telah memilki calon pendamping hidupnya. Seorang yang mampu membahagiakan dan melindungi dirinya, seorang yang dia dambakan selama ini. Sudah waktunya Sawo melupakan semua dalam hatinya demi kebahagiaan Apem. Perpisahan terjadi untuk yang kedua kalinya, tapi kali ini adalah sebuah perpisahan yang benar-benar berpisah untuk selama-lamanya, tanpa ada harapan seperti dulu lagi.

Dalam sebuah perbincangan mereka untuk terakhir kali melalui chatting:

Sawo :
Assalamu'alaikum..?

Apem :
Wa'alaikum salam.

Sawo :
Aq ingin mengatakan sesuatu padamu

Apem :
Katakan saja

Sawo :
Aq rindu, aq sayang, aq masih cinta ama km.
Maafin aq?

Apem :
Kenapa km bilang itu? apa yg harus dimaafkan? tidak ada yg
salah diantara kita....

Sawo :
Cinta tidak harus memiliki, aq tidak mau menyakitimu dan aq ingin melihatmu bahagia.

Maafin semua kesalahan yg telah aq perbuat slama ini?

Apem :
Aq sudah memaafkan dirimu sejak dulu.

Sawo :
Aq nangis..! aq cengeng..!

Apem :
Km kira aq tidak menangis membaca tulisanmu.!?



"Perbincangan terhenti sejenak......"



Sawo :
Ini terakhir kali aq hub km dan untuk selamanya.

Apem :
Iya.. km jng sedih terus....

Aq ngak ingin melihat km sedih lg.

Sawo :
Iya...

Aq sedih jika melihatmu sedih...

Apem :
Begitu sayangkah km dengan diriku?

Sawo :
Aq akan tetap sayang ma km.

Apem :
Carilah seorang pendamping yg baik dan mengerti tentang km dan keluargamu

Sesungguhnya orang tuamu menginginkan yang terbaik untuk dirimu...

Sawo :
Amin......

Sudah waktunya sholat subuh..

Apem :
Iya..

Sawo :
bye...

wassalam....



Dedicated to my best friend "SAWO n APEM"

Semoga bahagia dijalan yang telah diridhoi oleh Alloh swt.

Amin.....